Sejarah Kawasan
Pada tahun 1940 Badan Litbang Kehutanan mendirikan Hutan Penelitian (HP) yaitu HP Haurbentes seluas ±60 ha dengan sistem pengelolaan pinjam pakai kawasan hutan dari Perhutani untuk dijadikan areal penelitian kehutanan. Adapun sejarah penetapan kawasan HP Haurbentes adalah sebagai berikut:
- Pada tahun 1981, Perum Perhutani melakukuan penanaman jenis meranti dengan pola agroforestry seluas ±40 ha di HP Haurbentes.
- Pada tahun 1992, Pusat Litbang Hutan melakukan penanaman jenis meranti seluas ± 10 ha di kawasan limpahan dari Perhutani sebagai KHDTK Haurbentes untuk dilakukan kegiatan penelitian di lapangan.
- SK Menhut No. 288, 289/Kpts.II/2003 tanggal 26 Agustus tahun 2003 tentang penunjukan KHDTK Haurbentes sebagai Hutan Penelitian.
- Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Kehutanan: Nomor SK 90/Kpts/VIII/2007 tanggal 25 Mei 2007 tentang penunjukan Pengelolaan KHDTK Lingkup Badan Litbang Kehutanan.
- SK Menhut No. SK. 340/Menhut-II/2010 tentang penetapan KHDTK Haurbentes sebagai hutan penelitian.
Penetapan KHDTK sebagai Hutan Penelitian memerlukan dukungan dari para peneliti dan pengelolaa secara baik, sehingga menghasilkan data dan informasi yang lengkap guna mendukung pembangunan kehutanan secara berkelanjutan.
Nilai Konservasi
Hutan Penelitian Haurbentes telah ditanam sebanyak 66 jenis tumbuh - tumbuhan terdiri dari 22 jenis rotan dan 44 jenis pohon. Dari 44 jenis pohon yang ditanam sebanyak 33 jenis adalah jenis-jenis Dipterrocarpus dua jenis, Dryobalanops dua jenis, Shorea 21 jenis, Hopea enam jenis dan Vatica satu jenis. KHDTK ditemukan 6 jenis mamalia dari 5 suku yaitu lutung hitam (Trachpitheus villosus), surili (Presbytis comata), owa jawa (Hylobates moloch), bajing kelapa (Callosiurus notatus), musang luwak (Paradoxurus hermaphroditus), babi hutan (Sus scrofa), dan pelanduk kancil (Tragulus javanicus). Kelas primata seringkali ditemukan secara berkelompok, kecuali owa jawa ditemukan soliter, jumlah individu kelompok ketika ditemukan antara 3-10 individu. Mamalia dapat dijumpai pada pagi, sore, dan malam hari. Jika dikaitkan dengan potensi flora yang ada, pohon Dipterocarpaceae menjadi sumber pakan terutama bagi mamalia di KHDTK.
Potensi Wisata
KHDTK yang merupakan kawasan yang memiliki tujuan sebagai penelitian Famili Dipterocarpaceae yang merupakan famili dari jenis – jenis pohon dominan di wilayah hutan Indonesia, khususnya hutan dataran rendah. Pengenalan mengenai Dipterocarpaceae merupakan potensi wisata pendidikan yang sangat tinggi, mengingat sangat langkanya hutan dataran rendah yang berada di Pulau Jawa.
Sosial, Budaya, dan Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara terdapat terdapat 4 kampung disekitar KHDTK Haurbentes yaitu kampung Haurbentes, Cileuksa, Cikeusal dan Cibentang. Kampung yang paling dekat dengan KHDTK Haurbentes adalah kampung Haurbentes. Masyarakat kampung haurbentes memanfaatkan hutan KHDTK Haurbentes sebagai tempat untuk mencari kayu bakar. Pada petak perluasan yang terletak di seberang hutan pinus Perhutani masyarakat diperbolehkan menanam beberapa pohon buah-buahan seperti rambutan, manggis dan puspa. Namun demikian masyarakat hanya diizinkan menanam dan memanen hasil buah-buahan tersebut dan tidak memiliki lahannya. Lahan tersebut merupakan lahan perluasan areal haurbentes yang belum dijadikan sebagai areal penelitian sehingga pihak Haurbentes memberi keleluasaan kepada masyarakat untuk menanami berbagai jenis tanaman perkebunan. Secara umum masyarakat kampung Haurbentes memiliki interaksi yang minimum dengan KHDTK Haurbentes. Umumnya interaksi tersebut hanya sebatas pengambilan kayu bakar saja. Kayu bakar tersebut juga hanya ranting-ranting yang sudah berjatuhan. Masyarakat hanya mengetahui bahwa hutan disamping kampung mereka hanyalah hutan biasa milik pemerintah.
Pada umunya masyarakat memiliki persepsi yang positif tentang KHDTK Haurbentes ditunjukan dengan pengakuan masyarakat tentang beberapa keuntungan yang mereka rasakan dengan keberadaan KHDTK Haurbentes. Masyarakat mengaku dengan adanya KHDTK Haurbentes mereka tidak pernah mengalami kekeringan meskipun terjadi kemarau panjang. Keuntungan lain adalah dengan adanya KHDTK Haurbentes masyarakat merasa lingkungan sekitar rumah mereka menjadi sejuk dan segar. Masyarakat berharap KHDTK Haurbentes keberadaannya tetap dilestarikan sehingga keuntungan-keuntungan yang dirasakan masyarakat tetap ada. Pada petak 100 yang berbatasan langsung dengan kampung Haurbentes terdapat MCK yang digunakan oleh masyarakat. Keberadaan MCK ini diperbolehkan oleh pihak pengelola karena pertimbangan kepentingan masyarakat kampung akan air sangat krusial.