Sejarah Kawasan
KHDTK Arcamanik di bangun pada tahun 1954 oleh para peneliti senior yang berasal dari Lembaga Penyelidikan Kehutanan. Pada awal pembangunan kawasan HP Arcamanik merupakan upaya untuk melestarikan jenis-jenis tanaman hutan daerah tropis tidak sampai punah. Dalam upaya pelestarian jenis-jenis tanaman hutan ini diperlukan plot-plot penelitian/percobaan untuk penanaman jenis-jenis tanaman endemik maupun tanaman ex-situ dari daerah tropis. Kegiatan penelitian dan percobaan sampai saat ini tetap terus berjalan status legalitas kerjasama penggunaan areal HP Arcamanik berdasarkan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi (Saat ini: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan) dengan Perum Perhutani Nomor: BA 22/VIII/P3KR 1/2012 dan Nomor: 004/SJ/PLB/2012 tanggal 5 September 2012. Luas lahan yang dipakai untuk melakukan penelitian pada tahun 1954 seluas ± 17 hektar. Kemudian pada tahun 2020 ditetapkan menjadi KHDTK melalui SK Menteri LHK nomor SK.82/MENLHK/ SETJEN/PLA.0/1/2020 tentang Penetapan KHDTK Arcamanik di Kabupaten Bandung dan Pasir Awi di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Luas lahan yang dipakai untuk melakukan penelitian di KHDTK Arcamanik berupa Kawasan Hutan Lindung seluas ± 26 hektar .
Nilai Konservasi
KHDTK Arcamanik termasuk type hutan tropika basah berdataran sedang, berdasarkan hasil introduksi tanaman berupa kayu dan bambu telah membentuk ekosistem yang baru, dengan munculnya berbagai tumbuhan vegetasi alam dan fauna. Jenis hasil penelitian berupa bamboo yaitu Bambusa sp. meliputi Bambusa arundinaceae 12 (Retzius) Willd, Schzostachyum zollingeri Steud. Gigantochloa manggong Wijaya, Phyllastochyllum pubescen, Thyrsostachys siamensis Gamble, Bambusa vulgaris Schard.var.vitata, Bambusa vulgaris Schard striata, Gigantochloa pseudoarundinaceae (Steud.) Wijaya, Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz, Gigantochloa sp, Gigantochloa atroviolaceae Wijaya, Bambusa multiplex (Lour.) Raeusch.ex.J.A.& A.H. Schult, Schizostachyum branchycladum Kurz, Schizostachyum branchycladum Kurz, Phyllastochyllum aurea Carr. Ex.A & C. Riviere, Gigantochloa robusta Kurz, Dendrocalamus asper Back, Gigantochloa apus Kurz, Schzostachyum blumei Nees, Gigantochloa pseudoarundinacea (Steud.) Wijaya, Gigantochloa sp, Bambusa maculate Wijaya. Sedangkan hasil penelitian untuk jenis tanaman yang berkayu meliputi Eucalyptus alba, Pinus merkusii, Shyzolobium brancycladum, Cupresus sumpervirens.