puSTARhut Dorong Pengembangan Areal Sumber Daya Genetika di KHDTK Carita

SHARE

Bogor, 28 November 2024 – Dalam upaya melestarikan keanekaragaman genetik dan meningkatkan pengelolaan hutan yang berkelanjutan, puSTARhut menggelar Sosialisasi Pengembangan Sumber Benih Tanaman Hutan kepada Masyarakat Sekitar KHDTK Carita,  Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dalam sambutannya, yang dihadiri oleh berbagai pihak seperti masyarakat sekitar KHDTK, kelompok tani, peneliti BRIN, dan akademisi, Choirul Akhmad, Kepala Bidang Pengembangan Standar Instrumen Pengelolaan Laboratorium Kehutanan, menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pengelolaan hutan berbasis sumber benih unggul. “Melalui kegiatan ini, kami ingin memastikan pengelolaan KHDTK Carita tidak hanya melestarikan hutan, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar,” ujar Choirul. Dalam sambutannya, Choirul juga menyampaikan bahwa di KHDTK Carita terdapat dua sumber benih  tersertifikasi yaitu jenis Hopea mengarawan dan Shorea leprosula  dengan klasifikasi Tegakan Benih Teridentifikasi (TBT).

KHDTK Carita merupakan salah satu kawasan hutan dataran rendah primer di Jawa Barat yang kaya akan keanekaragaman hayati. Vegetasi khas seperti bayur (Pterospermum javanicum), merbau (Intsia bijuga), dan keruing (Dipterocarpus haseltii) menjadi bagian dari aset genetik yang berharga.

Dalam paparannya, Sukadaryati, penyuluh kehutanan dari puSTARhut, menekankan pentingnya mengenal potensi dan sejarah KHDTK Carita. “Seperti pepatah, ‘Tak Kenal Maka Tak Sayang’. Untuk melestarikan hutan, kita perlu memahami jenis vegetasi dan fungsi kawasan ini terlebih dahulu,” jelasnya.

Melanjutkan diskusi, Wa Ode, penyuluh kehutanan lainnya, memaparkan pentingnya standar perbenihan dalam mendukung keberlanjutan hutan. Ia menjelaskan dua standar penting, yakni SNI 8862:2020 dan SNI 8806:2019.

“Kedua standar ini memberikan panduan teknis yang mengatur penilaian sumber benih tanaman hutan. Langkah-langkah dalam standar tersebut harus dilakukan dengan benar untuk menghasilkan benih bermutu tinggi,” katanya. Wa Ode juga menekankan bahwa keterlibatan masyarakat sangat penting dalam setiap tahapan, agar mereka dapat memahami proses yang berkelanjutan.

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan sharing serta  tanya jawab, Rais, Ketua Kelompok Tani Wana Makmur Lestari, mengungkapkan kesulitan yang dihadapi petani dalam memasarkan bibit mereka. Meskipun tanah di kawasan KHDTK Carita tergolong subur untuk pembibitan, akses pasar menjadi kendala utama.

Menanggapi hal tersebut, Dede Sudrajat, peneliti dari BRIN, menyoroti perlunya kerja sama lintas sektor. “Pemetaan agroforestri yang baik, regulasi pemerintah, dan dukungan legalitas dapat membantu petani mengatasi tantangan ini. Selain itu, benih berkualitas tinggi juga dapat menjadi komoditas unggulan jika dipasarkan dengan strategi yang tepat,” ujarnya.

Arom Figyantika, dosen UGM, memberikan perspektif tentang nilai ekonomi dari semai tanaman hutan. “Semai itu mahal dan memerlukan ketekunan luar biasa. Dengan pengetahuan yang tepat, masyarakat dapat mengolah bibit menjadi komoditas bernilai tinggi,” ungkapnya. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi dalam memperoleh dan memanfaatkan bibit untuk menghasilkan nilai ekonomi yang maksimal.

Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam pengelolaan KHDTK Carita yang melibatkan masyarakat secara aktif. Dengan kolaborasi antara institusi, akademisi, dan masyarakat, kawasan ini diharapkan menjadi model pengelolaan hutan yang mendukung konservasi dan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

 

Penanggung Jawab Berita : Dr. Wening Sri Wulandari - Kepala Pusat Pustarhut

Kontributor Berita : Tim Humas Pustarhut