P2HB Dukung Pelatihan Pengendalian Kebakaran di Hutan Gambut

Bogor, 21 April 2025 – Hutan rawa gambut memiliki peran vital dalam menyimpan karbon dan menjaga keanekaragaman hayati. Namun, kawasan ini semakin rentan terhadap kebakaran akibat masalah drainase. Kebakaran di lahan gambut bukan hanya berlangsung di permukaan, melainkan juga bisa membakar lapisan dalam tanah dalam waktu lama. Situasi ini membuat proses pemadaman menjadi sangat sulit dan berdampak serius terhadap kualitas udara serta peningkatan emisi gas rumah kaca.
Kebakaran gambut umumnya terjadi pada musim kemarau, yang berlangsung dari Juni hingga Desember. Dampaknya meluas, bukan hanya secara lokal, tetapi juga lintas negara sehingga mempengaruhi kualitas udara hingga ke Malaysia dan Singapura.
Untuk menjawab tantangan tersebut, AFoCO Regional Education and Training Center (RETC) bersama IPB University, dengan dukungan dari Kementerian Eropa dan Urusan Luar Negeri Prancis, menyelenggarakan pelatihan regional bertajuk Training of Trainers for Forest Fire Suppression (TOTFFS) in Peatland. Pusat Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (P2HB) turut mendukung kegiatan ini sebagai bagian dari komitmennya dalam mendorong pengelolaan hutan yang lebih adaptif dan berkelanjutan.
Kegiatan pelatihan ini berlangsung selama dua minggu di dua lokasi berbeda, yakni Kampus IPB di Bogor dan kawasan hutan gambut di Ketapang, Kalimantan Barat. Dalam upacara pembukaan yang digelar di Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, Kepala P2HB Gun Gun Hidayat, mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan RI, secara resmi membuka kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Gun Gun menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif pelatihan ini. Ia menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara dengan hutan gambut tropis terbesar di dunia, menghadapi tantangan yang tidak ringan. Menurutnya, kebakaran di lahan gambut menimbulkan kerugian besar bukan hanya dari sisi lingkungan, tapi juga kesehatan masyarakat, ekonomi, dan hubungan internasional.
Pelatihan ini diikuti oleh peserta dari empat negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Timor-Leste. Mereka dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan teknis yang komprehensif, mulai dari pemahaman perilaku kebakaran gambut, teknik-teknik pemadaman langsung di lapangan, hingga pengelolaan air melalui metode rewetting. Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan teknologi terkini, seperti pemanfaatan sistem informasi geografis (GIS) untuk pemantauan dan pencegahan kebakaran.
Gun Gun juga menyoroti strategi Indonesia dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan sejak tahun 2020. Strategi tersebut mengandalkan tiga pendekatan utama, yakni pemantauan cuaca harian serta pemanfaatan teknologi modifikasi cuaca, pembentukan satuan tugas terpadu yang melibatkan pemerintah pusat dan daerah serta partisipasi masyarakat, serta peningkatan upaya sosialisasi, deteksi dini, dan penegakan hukum. Pendekatan ini, menurutnya, telah berhasil menekan jumlah dan luas kebakaran dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih jauh, Gun Gun menyampaikan harapannya agar pelatihan ini menjadi batu loncatan untuk memperkuat kerja sama regional dalam pengendalian kebakaran hutan gambut. Ia percaya, selain menjadi wadah peningkatan kapasitas teknis, pelatihan ini juga membuka ruang kolaborasi antarnegara dalam menghadapi tantangan bersama yang kian kompleks.
“Semoga pelatihan ini menjadi ruang belajar, berbagi pengalaman, dan membangun kemitraan yang kuat demi menjaga kelestarian lahan gambut di kawasan Asia,” pungkas Gun Gun.
Melalui dukungan ini, P2HB terus menegaskan komitmennya untuk menjadi bagian dari solusi regional dalam pengelolaan hutan tropis dan pelestarian lahan gambut, menuju masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.
Penanggung Jawab Berita :
Gun Gun Hidayat, Ph.D - Kepala Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan
Editor :
Akhmad Morysofa Suparta, S.Hut, M.Si - Kepala Sub Bagian Tata Usaha Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan
Kontributor berita :
Tim Humas Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan