Menutup Perjalanan Pertikawan 2024 Sub Camp BSILHK: Meretas Jalan Menuju Lingkungan Lestari
Bogor, 28 September 2024 – PERTIKAWAN 2024 Gelombang II di Subcamp 3 Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK) mendekati akhir kegiatan. Pada hari terakhir, peserta diberikan perspektif pemanfaatan hasil hutan untuk memberikan nilai tambah.
Gustan Pari, Profesor Riset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkesempatan memberikan transfer pengetahuan tentang produk hasil hutan dan pemanfaatan limbah. Gustan memberikan penjelasan tentang kertas serat pohon, minyak atsiri, asap cair, hingga arang karbon. Bertempat di Ruang Rapat Sekretariat BSILHK Bogor, pada Sabtu, 28 September 2024, acara ini memberikan kesan mendalam bagi peserta.
Para peserta yang semuanya adalah generasi Z, sangat fokus memperhatikan penjelasan yang diberikan tentang proses pembuatan produk unggulan hasil hutan.
Diinformasikan, minyak atsiri, yang diekstrak dari tumbuhan melalui metode destilasi, memegang peran penting dalam industri kosmetik hingga pengobatan tradisional. Sedangkan asap cair, hasil dari pirolisis kayu, terbukti efektif dalam pengawetan makanan dan pengendalian hama. Produk lainnya yaitu arang karbon yang berasal dari biomassa merupakan upaya untuk mememnfaatkan limbah mendukung sirkular ekonomi.
Peserta dikenalkan dengan ARKOSAP, sebuah inovasi ramah lingkungan yang mampu meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Produk ini menawarkan solusi alternatif untuk mengurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida, sekaligus meningkatkan produktivitas di sektor pertanian dan kehutanan. "ARKOSAP bukan hanya solusi ekologis, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, terutama di sektor UKM kehutanan," tegas Gustan Pari.
Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (PuSTARhut) memiliki sarana laboratorium untuk memproduksi hasil hutan sebagaimana yang dikenalkan pada peserta. Pustarhut memiliki alat untuk memproduksi minyak atsiri, asap cair, dan kertas. Proses pengolahan dan kualitas produk memperhatikan standar yang ada. Pustrahut berperan dalam perumusan standar dimaksud dengan memperhatikan modalitas informasi scientific yang dimiliki.
Juan, salah satu peserta dari Sulawesi Utara, merasa sangat terinspirasi oleh pengalaman ini. "Kegiatan ini membuka wawasan saya tentang bagaimana hasil hutan bisa dimanfaatkan dan diolah dengan baik, dan ini memotivasi saya untuk lebih peduli terhadap lingkungan," ucapnya.
Nur Sumedi, Sekretaris BSILHK, menyampaikan pesan penutup kepada peserta.
"Kembali ke daerah masing-masing dengan membawa ilmu dan pengetahuan ini. Jadilah pemimpin yang berperan dalam menjaga kelestarian hutan dan alam kita," ucapnya, disambut dengan tepuk tangan meriah penuh semangat dari para peserta.
Pada malam sebelumnya, digelar api unggun untuk membangun kebersamaan antar peserta dan menguatkan jiwa peduli lingkungan dan kelestraian alam.***
Penanggung jawab berita: Dr. Wening Sri Wulandari – Kepala Pustarhut