LSAI: Pusat Inovasi dan Kolaborasi untuk Industri Sutra Indonesia

SHARE

Bogor, 21 November 2024 – Dalam suasana sejuk kota Bogor, Laboratorium Sutera Alam Indonesia (LSAI) menyambut tamu istimewa. Rombongan dari Set.Da Pasuruan, melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, bersama para peternak ulat sutra Kabupaten Pasuruan, hadir untuk menjalin kolaborasi serta berbagi wawasan, dengan membawa semangat baru bagi masa depan industri sutra Indonesia.

Kunjungan ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan sebuah jembatan yang mempertemukan teknologi dan pengetahuan berbasis laboratorium dengan pengalaman lapangan para peternak. M. Syaifi, Kabid Prasarana, Sarana, dan Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, berbicara dengan penuh optimisme.

“Ini adalah kesempatan besar bagi kami. Pengetahuan dan teknologi dari LSAI dapat menjadi modal penting untuk meningkatkan kualitas budidaya ulat sutra di Pasuruan. Kami berharap ini akan membawa industri sutra Indonesia untuk lebih bersaing di pasar global,” ungkapnya dengan semangat.

Choirul Akhmad, Kepala Bidang Pengembangan Standar Instrumen dan Pengelolaan Laboratorium Kehutanan pada Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (puSTARhut), juga menyampaikan komitmennya. "Kami dengan senang hati membuka pintu LSAI untuk masyarakat, khususnya para peternak ulat sutra. Bersama-sama, kita dapat membangun ekosistem serikultur yang berkelanjutan," katanya dengan penuh keyakinan.

Pada kesempatan ini, para peserta diajak untuk mengintip keajaiban yang ada di LSAI, yang berada di bawah naungan Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (puSTARhut). Laboratorium ini menjadi rumah bagi 54 jenis galur murni ulat sutra dan 42 jenis murbei, serta beragam fasilitas unggulan seperti laboratorium kultur jaringan, morikultur, silk fiber, hingga patologi dan entomologi.

Setiap sudut laboratorium menyimpan kisah dedikasi dan ketelitian. Para peserta kunjungan diajak berkeliling melihat fasilitas yang ada, didampingi oleh para ahli dari LSAI, diantaranya adalah diperlihatkan mengenai proses pemintalan.

Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi para peternak, yang tidak hanya melihat, tetapi juga belajar langsung dari para ahli tentang pemuliaan plasma nutfah dan pengembangan ulat sutra. Budi Utomo, salah satu peternak, tak dapat menyembunyikan rasa antusiasnya.

“Jenis ulat dan murbei yang ada di LSAI benar-benar membuka wawasan baru bagi kami. Ulat sutra yang saya budi daya berbeda, yakni jenis Samia Cynthia. Ini adalah pengetahuan yang sangat kami butuhkan untuk perbandingan jenis ulat sutra guna meningkatkan kualitas dan daya saing hasil budidaya kami,” ujarnya.

Para peserta juga diajak untuk melihat fasilitas yang ada di Galeri Sutra Alam Indonesia, yang memamerkan hasil penelitian serta produk-produk UMKM berbasis sutra alam.

“Kami berharap LSAI dapat menjadi laboratorium rujukan serikultur terbesar di Indonesia. Dengan inovasi dan kerja sama yang terus terjalin, kami optimis Indonesia bisa menjadi pemain utama di pasar global,” tegas Choirul.

Kunjungan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan industri sutra Indonesia. Dengan sinergi antara LSAI, pemerintah daerah, dan para peternak, harapan besar digantungkan untuk membangun serikultur yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.****

 

Penanggung Jawab Berita : Dr. Wening Sri Wulandari

Kontributor Berita :  Tim Humas Pustarhut