Kunjungan Lapangan Korea Forest Service: PuSTARhut Soroti Peran Standardisasi dalam Restorasi Lahan Gambut

SHARE

Jambi. Selasa, 6 Agustus 2024. Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (PuSTARhut) turut berpartisipasi dalam agenda Kunjungan Lapangan Delegasi Korea Forest Service (KFS) ke lokasi proyek restorasi lahan bekas terbakar di Hutan Lindung Gambut (HLG) Londerang, Jambi.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program kerjasama yang diselenggarakan oleh Korea-Indonesia Forest Cooperation Center (KIFC), sebuah inisiatif yang didasarkan pada Cooperation Framework of Priority Program on Forestry.

Adapun delegasi KFS dipimpin oleh Director General of the International Affairs Bureau, Nam Song Hee, untuk memantau perkembangan Proyek Restoration of Burnt Peatland in Jambi yang telah memasuki tahun ke-4 pelaksanaannya.

Selain itu, kunjungan ini juga sebagai penjajakan potensi kerjasama lebih lanjut antara Korea dan Indonesia dalam pengelolaan dan restorasi gambut.

Dalam pidatonya, Nam Song Hee menyatakan KFS sangat puas dengan hasil restorasi di HLG Londerang, yang mencapai keberhasilan hingga 96% survival rate dengan jenis tanaman endemik. Angka ini menunjukkan bahwa upaya restorasi telah memastikan bahwa tanaman endemik yang dipilih dapat bertahan dan berkembang dengan baik di habitat baru mereka. Hal ini merupakan pencapaian penting yang menunjukkan efektivitas metode restorasi yang diterapkan.

Pada kesempatan ini, Kepala PuSTARhut, Wening Sri Wulandari, menyampaikan best practices restorasi gambut dapat direplikasi di lokasi lain untuk improvement dan pengembangan standar baru. Teknologi yang digunakan dalam restorasi yang telah terbukti berhasil merupakan basis dalam perumusan standar pengelolaan lahan gambut.  Perumusan standar ini merupakan salah satu potensi kerja sama antara KLHK dengan KFS.

Sebagaimana kita ketahui bahwa lahan gambut merupakan salah satu penyerap karbon paling efektif. Karbon yang tersimpan di lahan gambut berada dalam bentuk yang stabil. Penyimpanan jangka panjang ini sangat penting untuk mitigasi perubajan iklim karena dapat mencegah pelepasan CO2 ke atmosfer.

Senada dengan Wening, Direktur Pengendalian Kerusakan Ekosistem Gambut (PKEG), Noor Andi Kusumah, menyatakan bahwa monitoring dan evaluasi juga merupakan kunci keberhasilan restorasi. Oleh karena itu, penting untuk memiliki sebuah standar ataupun guidance dalam pelaksanaannya.

"Kegiatan ini merupakan bukti kolaborasi pentahelix, yang melibatkan berbagai pihak yakni pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan media. Setiap elemen dapat memberikan kontribusi yang unik dan saling melengkapi." Tambahnya.

Turut hadir dalam acara ini Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Universitas Jambi, Biro Kerjasama Luar Negeri KLHK, Manggala Agni DAOPS IX Jambi, serta KPH dan masyarakat setempat.

 Acara dilanjutkan dengan penanaman yang sekaligus menutup rangkaian kegiatan ini.***

Penanggung Jawab Berita: Dr. Wening Sri Wulandari

Kontributor: Darwati