Kolaborasi untuk Hutan Berkelanjutan: P2HB Gelar Rakor Laboratorium Kehutanan

SHARE

Bogor, 9 Juli 2025 — Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan (P2HB) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Pengelolaan Laboratorium Kehutanan sebagai langkah strategis untuk memperkuat kontribusi laboratorium kehutanan terhadap kebijakan berbasis ilmiah dan mendorong terwujudnya inovasi hijau di sektor kehutanan. Acara yang digelar di Bogor ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 1 Tahun 2024 yang menempatkan P2HB sebagai ujung tombak dalam pengelolaan laboratorium dan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus, sekaligus menjalankan fungsi-fungsi pendukung pengembangan hutan berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Kepala P2HB, Gun Gun Hidayat, menekankan pentingnya peran laboratorium yang dikelola P2HB, laboratorium yang memiliki sejarah panjang untuk menjadi pusat layanan data ilmiah bagi pengambilan kebijakan dan peningkatan mutu industri kehutanan. Beliau mengungkapkan harapannya agar forum ini tidak hanya berfungsi sebagai ruang koordinasi teknis, namun juga sebagai wadah bertukar gagasan dan menjalin kolaborasi lintas sektor untuk menghadapi tantangan masa depan.

Acara ini dihadiri oleh berbagai peserta, mulai dari perwakilan eselon I dalam Kementerian Kehutanan, akademisi dari IPB University, peneliti dari BRIN, pelaku usaha hingga mitra swasta seperti PT Mutu Agung Lestari. Di antara peserta juga hadir perwakilan dari Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro (BBSPJIA) serta komunitas praktisi seperti Rumah Sutera. Para peserta pun menyatu dalam diskusi yang merangkum berbagai perspektif penting dalam pengelolaan laboratorium, baik secara terintegrasi maupun terfokus pada unit-unit kerja spesifik.

Dalam sesi pertama, tim Laboratorium Terpadu P2HB menyampaikan paparan yang kemudian mendapat tanggapan mendalam dari para narasumber. Dian Harini dari PT Mutu Agung Lestari menggarisbawahi pentingnya pemutakhiran peralatan dan peningkatan kompetensi SDM agar laboratorium mampu bersaing dan responsif terhadap kebutuhan pengguna. Titin Mahardini dari BBSPJIA menekankan perlunya model bisnis laboratorium yang efisien, dengan penyederhanaan proses layanan dari segi waktu, biaya, namun tetap memperhatikan mutu hasil pengujian. Sementara itu, Istie S. Rahayu dari Departemen Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan IPB, menekankan bahwa laboratorium kehutanan harus menjadi rujukan utama bagi industri pengolahan kayu serta hasil hutan lainnya, sebuah tantangan besar yang harus dikelola bersama oleh seluruh pihak.

Sesi kedua mengalir dengan paparan dari tim Laboratorium Lapangan, yang terdiri dari Laboratorium Sutera Alam Indonesia (LSAI), Pemeliharaan Rusa Dramaga, dan Introf-CC. Diskusi semakin dinamis dengan hadirnya narasumber eksternal, yakni Retno Agustarini dari Pusat Riset Zoologi BRIN dan Margaretta Christita dari Pusat Riset Mikrobiologi Terapan BRIN, yang memberikan perhatian serius pada aspek pemeliharaan peralatan, penerapan SOP yang konsisten, serta peningkatan kapasitas SDM. Retno secara khusus menyoroti pentingnya manajemen waktu panen yang tepat untuk tanaman murbei, yang menjadi pakan utama ulat sutera di LSAI.

Dalam diskusi yang sama, Dudut dari Rumah Sutera menyampaikan harapan agar pemerintah dapat mendukung dengan penyediaan varietas unggul bibit sutera dan pakan murbei yang tahan terhadap serangan hama penyakit serta dukungan ketersediaan lahan. Hal ini dianggap perlu guna menghidupkan kembali industri sutera Indonesia, yang selama ini menjadi salah satu aset penting dalam keberlanjutan ekonomi masyarakat. Suara strategis lainnya datang dari Prof. Maman Turjaman yang menekankan keharusan pembaruan teknologi dan peralatan laboratorium agar selalu selaras dengan perkembangan zaman. Dr. Ratih Damayanti, Direktur Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya Alam, dan Ketenaganukliran BRIN, pun turut menyarankan agar P2HB memperluas jaringan kemitraan dengan laboratorium lain, agar kolaborasi keilmuan semakin kuat. Di antara peserta, Prof. Gustan Pari memberikan apresiasi yang tinggi atas komitmen P2HB dalam mempertahankan eksistensi laboratorium eks-litbang sebagai aset berharga bangsa.

Menutup kegiatan, Koordinator Laboratorium P2HB, Sukadaryati, menyampaikan apresiasi atas antusiasme dan kontribusi seluruh peserta. Ia menilai bahwa masukan-masukan yang disampaikan menjadi bekal penting untuk peningkatan ke depan.

"Kami sangat berterima kasih atas respons luar biasa dari para peserta. Semua masukan yang disampaikan sangat berharga dan akan menjadi pijakan dalam menyusun langkah-langkah strategis pengelolaan laboratorium kehutanan ke depan," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala P2HB, Gun Gun Hidayat, menegaskan kembali arah dan komitmen lembaganya.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu layanan laboratorium, memperkuat jejaring dan kemitraan lintas sektor, serta memastikan laboratorium kehutanan menjadi fondasi penting dalam mendukung kebijakan berbasis ilmiah dan pembangunan kehutanan Indonesia yang berkelanjutan," tegasnya.

 

Penanggung Jawab Berita :

Gun Gun Hidayat, Ph.D - Kepala Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan

Editor :

Pratiara Lamin, S.Hut.M.Si – Kepala Bidang Fasilitas Penerapan Pengembangan Hutan Berkelanjutan

Kontributor berita :

Tim Humas Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan