Kolaborasi Sektor Kehutanan: Inovasi Rumah Ramah Lingkungan dari Limbah Sawit
Bogor, 27 Februari 2024 – Program Studi Arsitektur ITB bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sejumlah pemangku kepentingan lainnya mengadakan kunjungan ke Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan (P2HB) dalam rangka pengembangan rumah ramah lingkungan berbasis bahan baku kayu dan limbah sawit.
Dalam rapat yang digelar di Ruang Rapat Cendana, Gun Gun Hidayat sebagai Kepala P2HB menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam mendukung kebijakan pemerintah terkait ketahanan air, pangan, dan energi. Beliau menyoroti bahwa penggunaan kayu sebagai bahan baku bangunan lebih ramah lingkungan dibandingkan besi, karena membutuhkan energi yang lebih sedikit dalam proses produksinya.
Jamaludin Malik dari BRIN menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan memanfaatkan hasil riset lignoselulosa dalam pembuatan rumah dengan konsep susun pasang seperti "lego". Dengan target pembangunan 3 juta rumah per tahun, sektor kehutanan dapat berperan melalui penyediaan bahan baku dari kayu cepat tumbuh seperti jabon, sengon, dan sawit.
Sementara itu, Permana dari ITB menuturkan bahwa riset yang telah berjalan selama 7-8 tahun ini difokuskan untuk menemukan solusi konstruksi yang lebih efisien dalam hal biaya dan tenaga. Konsep rumah "lego" memungkinkan pembangunan rumah dalam waktu hanya dua hari. Salah satu inovasi utama adalah pemanfaatan limbah sawit menjadi Sandwich Laminated Lumber (SLL) dan Block Board, yang memiliki potensi besar dalam industri konstruksi.
Anton dari ITB menambahkan bahwa pembuatan Block Board ini memanfaatkan mesin woodworking dan mesin zig untuk interlocking antar bilah block. Produksi dapat dilakukan dalam skala besar dengan mesin industri maupun menggunakan mesin mobile untuk skala lebih kecil.
Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari SMK Kehutanan Pekanbaru, Samarinda, dan Kadipaten menyambut baik gagasan ini. Mereka siap berkolaborasi melalui teaching factory dan melibatkan tenaga pengajar dalam proses transfer ilmu kepada siswa, sehingga para lulusan tidak hanya berpeluang menjadi surveyor di perkebunan sawit tetapi juga dapat berwirausaha di bidang konstruksi berbasis kayu dan limbah sawit.
Langkah Selanjutnya dalah Penyusunan Proposal Pendanaan Sebagai tindak lanjut dari diskusi ini, disepakati bahwa penyusunan proposal pendanaan akan diajukan kepada dua lembaga, yaitu Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH). Tim penyusun proposal terdiri dari P2HB, ITB dan BRIN.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi model pemanfaatan limbah sawit dalam industri konstruksi serta mendorong hilirisasi produk hasil hutan kayu yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, inovasi rumah ramah lingkungan ini berpotensi menjadi solusi nyata bagi pembangunan perumahan di Indonesia.***
Penanggung Jawab Berita :
Gun Gun Hidayat, Ph.D. - Kepala Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan
Editor :
Akhmad Morysofa Suparta, S.Hut, M.si. – Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kontributor Berita :
Tim Humas Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan