DWP BSILHK Hadirkan Ecobrick di Subcamp Pertikawan Nasional 2024: Inspirasi bagi Pustarhut untuk mendorong pemanfaatan limbah plastik
Bogor, 24 September 2024 – Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap limbah plastik, Dharma Wanita Persatuan (DWP) BSILHK mencuri perhatian pada Subcamp Pertikawan Nasional 2024 di Kampus BSILHK, Gunung Batu Bogor. Ecobrick merupakan solusi kreatif dan ramah lingkungan, sebuah metode inovatif mengubah sampah plastik menjadi "bata" serbaguna dengan beragam manfaat, yang menawarkan alternatif berkelanjutan yang semakin diminati.
Ecobrick tidak hanya sekadar ramah lingkungan, tetapi juga menawarkan manfaat ekonomis yang signifikan. Dari pembuatan furnitur hingga dinding non-permanen, material ini membantu mengurangi biaya produksi, dan kini bahkan menjadi komoditas yang diperdagangkan di pasar. Beberapa bank sampah di Indonesia mulai menerima ecobrick sebagai imbalan tunai, menjadikannya solusi yang semakin populer.
Proses pembuatan ecobrick pun sederhana dan dapat dilakukan siapa saja. Dimulai dari memilah dan membersihkan sampah plastik, mengeringkannya, hingga memasukkannya ke dalam botol bekas air mineral dengan teknik yang memastikan tidak ada rongga udara. Botol yang sudah diisi penuh plastik lalu dipadatkan hingga mencapai berat standar 200 gram untuk botol air mineral ukuran 600 ml, kemudian siap digunakan untuk berbagai keperluan kreatif.
Pada Subcamp ini, 64 peserta dari berbagai daerah diberi kesempatan untuk langsung mempraktikkan pembuatan ecobrick, dipandu oleh Ibu Nilam dan Ibu Astana dari DWP BSILHK. Suasana penuh kekompakan dan antusiasme mewarnai kegiatan ini. Agar lebih focus, peserta dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil agar bisa lebih memahami cara mengubah limbah plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat.
"Kegiatan ini adalah upaya kita memanfaatkan limbah plastik menjadi barang yang berguna bagi kehidupan," ujar Ibu Astana saat membuka acara.
Salah satu peserta, Ratih dari Bengkulu, juga menyampaikan apresiasinya, “Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk mengurangi limbah plastik, dan saya sangat berterima kasih kepada BSILHK yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.” kata Ratih.
Pemanfaatan limbah plastik menjadi ecobrick ini juga semakin menginspirasi Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Pustarhut) untuk turut mendorong dan memanfaatkan limbah plastik menjadi bahan bermanfaat untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.
Pengenalan ecobrick ini merupakan salah satu rangkaian agenda Subcamp Pertikawan Nasional 2024 Kampus BSILHK, yang digelar dari 24 September 2024 sampai dengan 28 September 2024 mendatang.*****
Contributor Berita: Tim Humas Pustarhut