Sinergi P2HB-AFoCO Manfaatkan Satelit Berbasis AI untuk Mangrove di Kalimantan

SHARE

Bogor (30/7) — Ekosistem mangrove semakin diakui sebagai salah satu solusi berbasis alam yang paling efektif untuk mengatasi perubahan iklim, menyediakan jasa ekosistem penting seperti penyerapan karbon, perlindungan pesisir, dan konservasi keanekaragaman hayati. Konektivitas ekologis hutan mangrove di Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia (BIM)—khususnya di Pulau Kalimantan—sangat krusial dalam menjaga keanekaragaman hayati regional dan ketahanan pesisir. Sebagai ekosistem lintas batas, kelestarian mangrove di satu negara secara langsung memengaruhi populasi laut, stabilitas ekosistem, dan keberlanjutan lingkungan di wilayah sekitarnya.

Meskipun memiliki peran ekologis yang vital, pemantauan dan konservasi mangrove di Kawasan BIM ini masih belum memadai karena minimnya data dan informasi yang komprehensif. Akses yang terbatas terhadap citra satelit resolusi tinggi, data perubahan penggunaan lahan, dan verifikasi lapangan menghambat penilaian dan pengambilan keputusan yang efektif. Meskipun beberapa negara telah mengadopsi pemetaan mangrove berbasis satelit, data resolusi tinggi secara real-time masih terbatas, sehingga sulit untuk mendeteksi deforestasi, melacak perubahan ekosistem, dan konservasi.

Untuk mengatasi hal tersebut, P2HB bekerjasama dengan Asian Forest Cooperation Organization (AFoCO) membahas pemanfaatan satellit berbasis AI untuk mangrove di Kalimantan melalui pendanaan GGGI. Dalam diskusi pada (30/7), Kepala P2HB, Gun Gun Hidayat, menyampaikan dukungan atas inisiasi tersebut. Gun Gun Hidayat menambahkan,”Pendekatan teknologi satelit resolusi tinggi ini akan sangat membantu memantau mangrove dalam kawasan hutan dan mangrove debris untuk peningkatan kualitas hutan”.

Pelaksaanaan kerjasama akan melibatkan Direktorat teknis terkait antara lain Planologi sebagai wali data peta hutan, PDASRH dalam pengelolaan mangrove, maupun Badan Informasi Geospasial sebagai otoritas data spasial Indonesia.

***

 

Penanggung Jawab Berita :

Gun Gun Hidayat, Ph.D - Kepala Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan

Editor :

Ayun Windyoningrum, S.Hut., M.Sc – Analis Kebijakan Ahli Muda

Kontributor berita :

Tim Humas Pusat Pengembangan Hutan Berkelanjutan